Jakarta (Antara) - Nilai tukar rupiah yang
ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi menguat sebesar 35 poin
menjadi Rp11.882 dibandingkan sebelumnya di level Rp11.917 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat
mengatakan bahwa obligasi atau Surat Utang Negara (SUN) perdana dalam
valuta asing berdenominasi euro yang mengalami kelebihan permitaan
menjadi salah satu fator mata uang rupiah menguat.
Kendati demikian, lanjut dia, sentimen di dalam negeri menjelang
pemilu presiden membuat sebagian pelaku pasar keuangan masih cenderung
memilih untuk menahan diri.
"Penguatan mata uang domestik diperkirakan terbatas menyusul data AS
yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja, membaiknya data AS itu
dapat mendorong penguatan dolar AS," katanya.
Sementara itu, Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong
mengatakan bahwa defisit neraca perdagangan Indonesia diperkirakan masih
menjadi penahan laju rupiah untuk terus bergerak menguat.
"Pelaku pasar uang masih mengkhawatirkan kinerja neraca perdagangan Indonesia," katanya.
Ia menambahkan bahwa minyak mentah dunia yang masih berpotensi
menguat dapat menambah kekhawatiran pasar terhadap perbaikan kinerja
neraca perdagangan Indonesia.
Selain itu, lanjut dia, kinerja rupiah juga masih akan terbebani oleh
ekspektasi inflasi yang cenderung meningkat pada tahun ini menyusul
kenaikan tarif dasar listrik (TDL) serta meningkatnya harga bahan pokok
menjelang Hari Raya Lebaran.(ma)
sumber :Antara/web Yahoo